Terapi Plasma Konvalesen pada Penderita COVID-19
Artikel KM Dilihat: 12307
Plasma konvalesen adalah plasma darah yang diperoleh dari pasien COVID-19 yang telah sembuh, diambil melalui metoda plasmaferesis dan dalam terapi diberikan kepada pasien penderita COVID-19 yang berat atau mengancam nyawa.
Terapi Plasma Konvalensen
Terapi plasma konvalesen pada Covid-19 hingga kini hanya boleh digunakan untuk kodisi kedaruratan dan dalam penelitian. Manfaat terapi ini masih kontroversial karena masih belum cukup bukti yang menunjukkan efektifitasnya. Uji klinis acak dengan grup pembanding (randomized controlled trial) ini adalah bagian penting untuk menjawab kontroversi ini.
Sebelumnya, terapi plasma konvalsesen pernah digunakan untuk pengobatan Flu Babi, Ebola, SARS, dan MERS. Hingga kini, terapi plasma hanya boleh dimanfaatkan untuk kondisi kedaruratan dan dalam penelitian. Manfaat terapi ini masih kontroversial karena masih belum cukup bukti yang menunjukkan efektivitasnya. Uji klinik acak dengan grup pembanding (randomized controlled trial) adalah bagian penting untuk menjawab kontroversi ini.
Terapi plasma konvalesen pada Covid-19 hingga kini hanya boleh digunakan untuk kodisi kedaruratan dan dalam penelitian. Manfaat terapi ini masih kontroversial karena masih belum cukup bukti yang menunjukkan efektifitasnya. Uji klinis acak dengan grup pembanding (randomized controlled trial) ini adalah bagian penting untuk menjawab kontroversi ini.
Indikasi
Indikasi pemberian terapi plasma konvalesen pada berbagai uji klinis yang telah dilakukan adalah penderita COVID-19 yang berat, meskipun saat ini uji klinis pemberian pada pasien COVID-19 sedang (berisiko menjadi berat) sudah / sedang berjalan di beberapa senter uji klinis di seluruh dunia. Terapi plasma konvalesen diberikan bersama-sama dengan terapi standar COVID-19 (anti virus dan berbagai terapi tambahan/suportif lainnya).
Kontra Indikasi
Kontra indikasi terapi plasma konvalesen adalah riwayat alergi terhadap produk plasma, kehamilan, perempuan menyusui, defisiensi IgA, trombosis akut dan gagal jantung berat dengan risiko overload cairan.
Kontraindikasi lainnya bersifat relatif, seperti syok septik, gagal ginjal dalam hemodialisis, koagulasi intravaskular diseminata atau kondisi komorbid yang dapat meningkatkan risiko trombosis pada pasien tersebut.
Etika Kedokteran
Hal penting yang harus selalu dipertimbangkan dalam terapi menggunakan human product secara langsung kepada pasien adalah berbagai hal yang terkait dengan Etika Kedokteran. Penggunaan terapi plasma konvalesen harus berdasarkan pertimbangan yang baik dan cermat, mengingat data-data terkait keamanan plasma konvalesen umumnya masih terbatas dan sebagian masih dalam fase uji klinis.
Belum didapatkan kepastian berapa dosis yang baku karena uji klinis di berbagai negara menggunakan jumlah plasma dan metode pemberian yang berbeda-beda. Belum diketahui berapa titer antibodi donor plasma yang terbaik untuk terapi plasma konvalesen dan bagaimana jika pemeriksaan titer antibodi belum dapat dilakukan di negara atau tempat tersebut. Data-data di berbagai negara pada umumnya bervariasi. Hal lain yang juga penting adalah kemungkinan mutasi atau variabilitas virus yang dapat terkait dengan keamanan dan efektivitas terapi plasma tersebut.
Risiko/ Efek Samping
Efek samping terapi plasma, sama seperti halnya pemberian plasma pada transfusi darah mempunyai risiko terjadinya reaksi transfusi seperti demam, reaksi alergi (gatal/urtikaria hingga Transfusion-Related Acute Lung Injury/TRALI).
Mengingat plasma mengandung faktor pembekuan, risiko/efek samping yang juga dapat dihadapi adalah aktivasi koagulasi dan trombosis. Data menunjukkan bahwa terapi immunoglobulin dari manusia berhubungan dengan peningkatan risiko trombosis sebesar 0,04 - 14,9% pada hari yang sama, dan secara statistik bermakna.
Pemberian antikoagulan profilaksis pada pasien-pasien COVID-19 harus berdasarkan penilaian risiko trombosis pada pasien tersebut dan bukan berdasarkan terapi plasma konvalesen saja. Karena indikasi terapi plasma konvalesen adalah pada pasien COVID-19 berat dan dirawat, umumnya pasien tersebut sudah mempunyai risiko trombosis, sehingga dan antikoagulan profilaksis dapat diberikan atau dilanjutkan, jika tidak terdapat kontraindikasi terhadap antikoagulan.
Referensi :
- Pedoman Tatalaksana COVID-19
- PPNI; Uji Klinik Pemberian Plasma Konvalesen : Utamakan Keselamatan Pasien Covid-19
Baca Juga :