Gizi Seimbang bagi Lansia
Artikel KM Dilihat: 13089
Pada masa transisi dari usia dewasa ke lansia terjadi berbagai perubahan yang ditandai dengan penurunan fungsi dari berbagai organ dan jaringan. Proses penuaan merupakan proses alamiah dimana jaringan mengalami perubahan struktur, fungsi yang menyebabkan kualitas hidup menjadi berubah.
Proses Penuaan
Proses penuaan ditandai dengan peningkatan kehilangan otot, densitas tulang dan penurunan kualitas serta fungsi organ dan jaringan tubuh, seperti jantung, otak, ginjal, hati, dan jaringan saraf. Berbagai permasalahan gizi dan kesehatan yang dialami lansia terkait dengan penurunan berbagai fungsi organ dan jaringan.
Pada usia lanjut, khususnya usia di atas 60 tahun, mulai terjadi penurunan fungsi berbagai organ dan jaringan tubuh. Perubahan tersebut meliputi antara lain organ pengindra termasuk fungsi penciuman sehingga dapat menurunkan nafsu makan; melemahnya sistem organ pencernaan sehingga saluran pencernaan menjadi lebih sensitif terhadap makanan tertentu dan mengalami sembelit; gangguan pada gigi sehingga mengganggu fungsi mengunyah; melemahnya kerja otot jantung; pada wanita memasuki masa menopause dengan berbagai dampak; dan lain-lain.
Dampak Penuaan
Dengan demikian kelompok usia lanjut lebih rentan terhadap gangguan gizi dan berbagai penyakit, antara lain terlalu gemuk, terlalu kurus, penyakit hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, osteoporosis, osteoartritis dll.
Dengan menurunnya fungsi dan kualitas jantung, pembuluh darah serta organ penting lainnya (ginjal, hati, pankreas, lambung, otak) dapat menurunkan imunitas dan meningkatkan oksidan (racun), yang akhirnya menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan metabolik, terutama hipertensi, hiperkolesterol, diabetes, asam urat (gout), gangguan ginjal, dan kanker. Penurunan fungsi sistem saraf yang berkaitan dengan daya ingat berisiko menimbulkan dimensia (cepat lupa).
Kebutuhan Gizi Lansia
Dengan kondisi demikian maka kebutuhan zat gizi dan pola konsumsi pangan pada kelompok usia lanjut agak berbeda dibanding kelompok dewasa; membatasi konsumsi gula, garam dan minyak, serta tinggi purin. Namun dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan dalam jumlah yang cukup.
Pada umumnya kebutuhan akan energi semakin berkurang, sedangkan beberapa vitamin dan mineral yang dibutuhkan lebih banyak. Kebutuhan gizi lansia perempuan sedikit lebih tinggi dari lansia laki-laki. Selain itu semakin bertambah usia, kebutuhan gizi lansia semakin berkurang.
Pesan Gizi Seimbang Bagi Lansia
a. Biasakan mengonsumsi makanan sumber kalsium seperti ikan dan susu. Kepadatan tulang usia lanjut mulai berkurang sehingga berisiko mengalami pengeroposan tulang/osteoporosis. Selain itu sistim gigi geligi tidak sempurna dan rapuh sehingga untuk mencegah kondisi yang lebih parah dianjurkan untuk mengkonsumsi pangan sumber kalsium dan vitamin D terutama dari ikan dan susu. Selain itu juga dianjurkan untuk terpapar sinar matahari pagi.
b. Biasakan banyak mengonsumsi makanan berserat. Serat pangan sangat diperlukan oleh usia lanjut agar tidak mengalami sembelit sehingga buang air besar menjadi lancar. Serat pangan akan menghambat penyerapan gula dan kolesterol sehingga membantu meningkatkan kesehatan usia lanjut. Usia lanjut dianjurkan untuk mengonsumsi sumber karbohidrat yang masih banyak mengandung serat (whole grains) danmengonsumsi sayuran serta buah-buahan yang banyakmengandung serat pangan. (lihat tabel kelompok pangan sayuran dan tabel kelompok buah-buahan).
Disamping dapat mengurangi risiko sembelit, banyak makan sayur dan buah-buahan juga dapat menjaga kenormalan tekanan darah, kenormalan kadar gula darah dan kolesterol darah. Vitamin yang banyak terkandung dalam sayuran dan buah-buahan juga berperan sebagai zat anti oksidan yang dapat menangkal senyawa jahat dalam tubuh, sehingga dapat mengurangi risiko infeksi dan kanker.
c. Minumlah air putih sesuai kebutuhan. Sistem hidrasi pada usia lanjut sudah menurun sehingga kurang sensitif terhadap kekurangan maupun kelebihan cairan.Akibat dehidrasi pada usia lanjut adalah demensia, mudah lupa, kandungan Natrium darah menjadi naik sehingga berisiko terjadihipertensi. Sebaliknya bila kelebihan cairan akan meningkatkan beban jantung dan ginjal. Oleh karena itu kelompok usia lanjut perlu air minum yang cukup (1500-1600ml/hari setara 6 gelas).
d. Tetap melakukan aktivitas fisik. Sel-sel otot pada usia muda mempunyai kelenturan yang optimal dan mulai menurun pada usia lanjut. Kontraksi dan relaksasi otot menjadi berkurang akibatnya usia lanjut sering mengalami kekakuan otot. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik yang ringan seperti berjalan-jalan, bersepeda, berkebun dan melakukan olah raga ringan seperti yoga, senam usia lanjut yang berfungsi membantu kelenturan otot dan relaksasi otot. Aktivitas fisik yang dilakukan usia lanjut akan menambah kesehatan jantung dan kebugaran tubuh.
e. Batasi konsumsi gula, garam dan lemak. Banyak mengonsumsi makanan berkadar gula, garam, lemak bagi kelompok usia lanjut meningkatkan risiko terhadap timbulnya hipertensi, hiperkolesterol, hiperglikemia dan penyakit stroke, penyakit jantung koroner, penyakit kencing manis (diabetes melitus) dan kanker. Usia lanjut berisiko mengalami gout (asam urat tinggi) oleh karena itu, konsumsi pangan dengantinggi purin seperti jeroan dan melinjo agar dibatasi. Natrium merupakan elektrolit dalam tubuh yang mempunyai peran penting dalam menjaga keseimbangan elektrolit tubuh. Namun apabila jumlah natrium dalam tubuh meningkat akan mengakibatkan kondisi yang disebut hipernatremia. Pada kondisi tersebut akan terjadi ketidak-seimbangan elektrolit di dalam dan di luar sel yang akan mengakibatkan oedema.
Oleh karena itu kelompok usia lanjut harus berusaha mempertahankan kondisi natrium darah tetap normal dengan cara mengonsumsi air sesuai dengan kebutuhan dan mengonsumsi makanan yang rendah natrium dan tinggi kalium. Kadar natrium yang tinggi akan memicu terjadinya hipertensi.
f. Pola Hidup Bersih dan Sehat. Mengingat kondisi imunitas lansia cenderung menurun, maka kebersihan diri dan lingkungan perlu menjadi perhatian. Misalnya, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebelum dan sesudah makan, mandi dan membersihkan badan dengan baik dan benar, termasuk menggunakan sabun; dan meminimkan berada di lingkungan yang udaranya tercemar.
Referensi :
- Permenkes RI No 41 Tahun 2014 tentang Gizi Seimbang
- Gizi Dalam Daur Kehidupan; Pritasari, Didit Damayanti, Nugraheni Tri Lestari, Tahun 2017, Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan; Kementrian Kesehatan RI.
Baca Juga :