Pikun, Demensia Usia Lanjut, Penyebab dan Pencegahannya
Artikel KM Dilihat: 100832
Pikun adalah sebutan awam untuk gejala kehilangan memori lupa pada orang usia lanjut. Sedangkan Demensia adalah kumpulan gejala kehilangan memori, perubahan perilaku, penurunan fungsi kognitif akibat adanya penyakit atau trauma pada otak.
Gejala
Gejala yang timbuol antara lain : Jika lupa akan diam, Tersesat di tempat familiar, tidak bisa kembali ke rumah, Tidak ingat hal penting yang baru terjadi, Kehilangan minat dalam aktivitas sosial, perubahan perilaku, Bertanya hal yang sama berulang ulang.
Ada 10 (sepuluh) gejala yang harus dikenali; yaitu :
- Penurunan daya ingat misalnya lupa nama, lupa tempat menaruh benda.
- Kebingungan. Penderita penyakit Alzheimer dapat tersesat ketika keluar rumah sendirian dan kadang tidak dapat mengingat dimana dia atau bagaimana dia bisa sampai disana.
- Kesulitan melakukan tugas-tugas yang lazim.
- Kesulitan mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, mandi, berpakaian, dll.
- Perubahan kepribadian dan perilaku penderita penyakit Alzheimer. Menjadi mudah marah, tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Kadang-kadang, menjadi bingung, paranoid, atau ketakutan.
- Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
- Adanya masalah dengan bahasa dan komunikasi, seperti tidak dapat mengingat kata-kata, nama benda-benda, atau memahami arti kata-kata umum.
- Memburuknya kemampuan visual dan spasial, seperti menilai bentuk dan ukuran suatu benda.
- Kehilangan motivasi atau inisiatif.
- Kehilangan pola tidur normal.
Penyebab
Penyebab pikun atau demensia dapat dikelopokkan menjadi 2 (dua) bagia; yaitu : penyebab yang pata dicegah, dan penyebab karena penyakit tertentu.
Penyebab yang dapat dicegah antara lain adalah :
- Konsumsi zat terlarang dalam jangka panjang.
- Kekurangan Viotamin B12.
- Gula Darah Rendah.
- Tumor Otak (yang dapat diangkat).
- Hidrosefalus tekanan normal.
- Pendarahan di kepala.
- Obesitas atau kolesterol tinggi.
- Faktor Merokok.
Penyebab yang ditimbulkan oleh penyakit; antara lain adalah : Alzheimer; ditandai dengan perubahan perilaku akibat gangguan otak secara perlahan; Demensia Vaskular; menyebabkan kematian sel otak dan stroke; Demensia Lewy Body (Non Vaskular); menimbulkan halusinasi visual hingga gejala parkinson.; Demensia Frontotemporal (Non Vaskular); menimbulkan kelainan perilaku, bahasa, dan kesulitan berfikir.
Faktor Resiko
Saat ini dikenal ada dua jenis demensia yakni demensia vaskuler dan non vaskuler. Demensia vaskuler yang disebut sebagai Alzheimer merupakan kepikunan yang disebabkan adanya sumbatan di pembuluh darah otak.
Dan diperkirakan 75 persen demensia vaskuler (Alzheimer) disebabkan oleh stroke sumbatan. Sumbatan tersebut bisa total dan bisa sebagian. Kalau sumbatannya sedikit maka orang dengan demensia kadang-kadang berperilaku baik dan kadang-kadang perasaan dan perilakunya jelek.
Kalau daerah yang tersumbat di bagian otak yang berhubungan dengan memori, budaya, bicara, etika, moral, maka fungsi yang berhubungan dengan ingatan, budaya, bicara, etika, moral ini akan terganggu atau tidak berfungsi. Stroke sumbatan ini panyebab paling banyak adalah hipertensi, kolesterol, diabetes mellitus, asam urat tinggi, kurangminum, kurang olah raga.
Sedangkan demensia non vaskuler disebabkan oleh tumor otak, kanker otak, kekurangan vitamin, mineral, antioksidan, karena kebanyakan mengonsumsi alkohol, karena infeksi meningitis, encephalitis, pikiran kecewa, depresi dan obat-obatan.
Beberapa yang berisiko terkena Alzheimer adalah orang lanjut usia (lebih dari 60 tahun), punya riwayat keluarga terkena Alzheimer, penderita stroke, gangguan jantung, diabetes, dan cedera kepala/otak.
Pencegahan
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk upaya pencegahan adalah :
- Perbanyak konsumsi ikan atau suplemen minyak ikan.
- Hindari Stress berlebihan.
- Upayakan tidur yang cukup.
- Hindari minuman beralkohol dan makanan junkfood.
- Melakukan aktifitas yang mengasah otak.
- Aktifitas Fisik dan Olahraga rutin agar jantung tetap sehat.
- Menurunkan/menjaga tekanan darah.
- Mengendalikan Diabetes.
- Peningkatan kualitas hidup.
- Diet sehat dan Gizi Seimbang (lebih banyak buah dan sayuran).
Selain itu disarankan beberapa diet berikut :
Buah dan sayuran berwarna oranye dan hijau seperti wortel terbukti bermanfaat untuk penundaan penurunan kognitif hingga 13 tahun lamanya. Dimana antioksidan karotenoid yang dikandung buah dan sayur berwarna oranye dan hijau yang menghasilkan pigmen berwarna cerah pada buah dan sayur tertentu ini dapat membantu menetralkan radikal bebas (molekul-molekul yang bisa merusak sel-sel tubuh), termasuk melindungi tubuh dari berbagai gangguan, misalnya kanker, diabetes.
Sayuran berdaun hijau, wortel, labu dan ubi jalar sarat akan karotenoid. mengajak otak agar terus aktif, misalnya dengan mengerjakan teka-teki silang akan mempertahankan ingatan hingga usia senja.
Penanganan
Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
- Hendaknya menghindari perbedaan pendapat;
- Melatih otak dengan permainan (interaksi sosial, pengembangan hobi);
- Memonitor kesehatan secara berkala;
- Menjauhi sikap (mengkritik, komentar negatif, berdebat, memaksa keinginan);
- Hendaknya memiliki sikap tenang dan memaklumi;
- Selalu memberikan penghargaan dan pujian;
- Memperlakukan penderita demensia sebagai orang dewasa terbatas bukan sebagai anak kecil;
- Memberilah kegiatan yang bersifat rekreatif, humor dan menyenangkan;
- Menciptakan lingkungan yang nyaman (tidak bising, penerangan cukup, lingkungan yang bersahabat).
Selain itu, konseling intensif bagi anggota keluarga dan caregiver sangat diperlukan untuk mengatasi stress bagi penderita dan keluarga serta mencari solusi atas masalah-masalah yang dihadapi.
Rumah Sakit Krakatau Medika telah berpengalaman dalam menangani usia lanjut yang mengalami pikun atau demensia, melalui Poli Geriatri; dapat berupa layanan perawatan di rumah (home care0 atau melalui rawat jal;an.
Baca Juga :