Cacingan, Penting untuk Diketahui

Cacingan adalah  penyakit  yang  disebabkan  oleh  infeksi cacing  dalam  tubuh  manusia  yang  ditularkan  melalui  tanah. Penderita Cacingan adalah   seseorang   yang   dalam   pemeriksaan   tinjanya  ...//

...// mengandung telur cacing dan/atau cacing. Cacingan yang dimaksud dalam bahasan ini adalah infeksi dari cacing yang ditularkan  melalui  tanah  (soil  transmitted  helminths/STH)  yaitu  cacing yang dalam  siklus  hidupnya  memerlukan  tanah  yang  sesuai  untuk  berkembang  menjadi  bentuk  infektif.  

Sebagian masyarakat masih beranggapan Cacingan sebagai penyakit yang "dapat diabaikan". Meskipun tidak menyebabkan kematian akan tetapi Cacingan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan sumbers daya manusia yang  dapat menyebabkan  terjadinya ”lost generation”.  Hal ini disebabkan oleh cacing dapat mengambil sari-sari makanan dari tubuh penderitanya sehingga penderita  akan  terserang  anemia dan  malnutrisi yang dapa menyebabkan gangguan tumbuh kembang, turunnya konsentrasi belajar dan produktivitas.

Penyakit Cacing yang Umum

STH  yang  banyak  di  Indonesia  adalah  cacing  gelang  (Ascaris  lumbricoides),  cacing  cambuk  (Trichuris  trichiura)  dan cacing  tambang  (Ancylostoma duodenale, Necator americanus). Infeksi cacing  gelang,  cacing  cambuk  dan  cacing  tambang  sangat  erat  dengan kebiasaan defekasi (buang air besar/BAB) sembarangan, tidak mencuci tangan   sebelum   makan   serta   anak-anak   yang bermain   di   tanah   tanpa menggunakan alas kaki dan kebiasaan memakan tanah (geophagia).
Kebiasaan BAB  sembarangan  menyebabkan  tanah  terkontaminasi  telur  cacing.

Pada umumnya  telur  cacing  bertahan  pada  tanah  yang  lembab  dan kemudian berkembang  menjadi  telur  infektif. Telur  cacing  infektif  yang  ada  di  tanah  dapat tertelan masuk ke dalam pencernaan manusia bila tidak mencuci tangan sebelum  makan  dan  infeksi  Cacingan juga dapat  terjadi  melalui  larva  cacingyang menembus kulit.

Telur cacing  gelang  (A. lumbricoides) dan cacing cambuk(T. trichiura) dalam  siklus  hidupnya  memerlukan  tanah  liat serta lingkungan  yang  hangat  dan  lembab  untuk  dapat  berkembang  menjadi  bentuk  infektif.    Telur  A. lumbriciodesyang  telah  dibuahi  dan  mencemari  tanah  akan  menjadi  matang  dalam waktu 3 minggu pada suhu optimum 25o -  30oC. Telur T. trichiura akan matang  dalam  3  - 6  minggu  pada  suhu  optimum  30oC.  

Telur  matang  kedua spesies itu tidak menetas di tanah dan dapat bertahan hidup beberapa tahun, khususnya  telur  A.  lumbricoides.  Selain  keadaan  tanah  dan  lingkungan  yang  sesuai,  endemisitas  juga  dipengaruhi  oleh  jumlah  telur  yang  dapat  hidup  sampai menjadi bentuk infektif dan masuk ke dalam hospes (inang). Semakin banyak  telur  ditemukan  di  sumber  kontaminasi  (tanah,  debu,  sayuran, dan lain-lain), semakin tinggi endemisitas di suatu daerah.

Di daerah perkebunan  dan  pertambangan  sering  terjadi  infeksi  cacing  tambang  pada  penduduk yang  tinggal  di sekitarnya.    Cacing  tambang  dalam  siklus  penularannya  memerlukan  tanah  berpasir  yang  gembur,  tercampur  humus, dan  terlindung  dari  sinar  matahari  langsung. Telur  cacing  tambang  menetas menjadi larva rhabditiform dalam waktu 24 – 36 jam untuk kemudian pada hari ke 5 – 8 menjadi bentuk filariform yang infektif.

Suhu optimum bagi N.americanus adalah  28o  –  32oC  dan  untuk  A.duodenale sedikit  lebih  rendah  yaitu  23o – 25oC  sehingga  N.americanus lebih  banyak  ditemukan  di  Indonesia  dari pada A.duodenale. Larva filariform dapat bertahan 7 – 8 minggu di tanah.

Penyebab dan Jenis Penyakit Cacing

  1. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
    Bila telur  infektif  Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) tertelan,  telur  akan  menetas  menjadi  larva  di  usus halus. Selanjutnya larva menembus dinding usus halus menuju pembuluh  darah  atau  saluran  limfe,  lalu  terbawa  aliran  darah  ke  jantung  dan  paru.  Di  paru,  larva  menembus  dinding  pembuluh  darah,  lalu  dinding  alveolus,  masuk  rongga  alveolus,  kemudian  naik  ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. (Pelajari lebih Lanjut ---> Penyakit Cacing Gelang, Gejala, Penyebab dan Penanggulangannya).
  2. Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)
    Bila  telur  matang  tertelan,  larva  akan  keluar  melalui  dinding  telur  dan  masuk  ke  dalam  usus  halus.  Sesudah  menjadi  dewasa  cacing  akan  turun  ke  usus  bagian  distal  dan  masuk  ke  daerah  kolon,  terutama sekum. Cacing dewasa hidup di kolon asendens dan sekum dengan  bagian  anteriornya  yang  seperti  cambuk  masuk  ke  dalam  mukosa usus. (Pelajari lebih Lanjut ---> Penyakit Cacing Trikuriasis , Gejala, Penyebab dan Penanggulangannya).
  3. Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)
    Bila  larva  filariform  menembus  kulit,  larva  akan  masuk  ke  kapiler darah  dan terbawa aliran darah ke jantung dan paru. Di paru larva  menembus  dinding  pembuluh  darah,  lalu  dinding  alveolus,  kemudian   masuk   rongga   alveolus,   dan   naik   ke   trakea   melalui   bronkiolus  dan  bronkus  menuju  ke  faring.  Di  faring  larva  akan  menimbulkan   rangsangan   sehingga   penderita batuk   dan      larva      tertelan  masuk  ke  esofagus. (Pelajari lebih Lanjut ---> Penyakit Cacing Tambang, Gejala, Penyebab dan Penanggulangannya).

Kebijakan Penanggulangan

Dasar  utama  untuk  Penanggulangan  Cacingan adalah  memutuskan  mata rantai penularan Cacingan. Oleh karena itu, upaya Penanggulangan Cacingan diarahkan  pada  pemutusan mata rantai penularan  Cacingan,  yaitu  pada kelompok usia balita dan anak usia sekolah,  dengan  cara :

1)  Pemberian obat massal   pencegahan   Cacingan kelompok   rentan   untuk   menghentikan   penyebaran  telur  cacing  dari  Penderita ke  lingkungan  sekitarnya,  
2)  Peningkatan  Higene dan Sanitasi.
3)  Pembudayaan  Perilaku  Hidup  Bersih dan Sehat (PHBS) melalui promosi kesehatan.  

Pencegahan Cacingan pada Anak

Pencegahan Cacingan pada Anak menurut salah satu Flyer Cacingan pada Anak - Kemenkes RI; adalah :

  1. Hindari anak dari sumber penularan cacingan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
  2. Rebus Air sampai matang sebelum diminum.
  3. Buang Air Besar di jamban.
  4. Memakai Alas Kaki bila keluar rumah.
  5. Cuci Tangan Pakai Sabun setelah menceboki anak, sebelum menyiapkan makanan dan menyusui anak.
  6. Menjaga kebersihan makanan dari lalat dengan menutupnya memakai tudung saji.



Referensi :
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan.

 


Baca Juga :

  1. Memahami Perkembangan Anak Usia Dini
  2. Kelompok Lansia dapat Divaksin COVID-19