Pentingnya Yodium bagi Kesehatan Anak
Artikel KM Dilihat: 9373
Yodium bagi wanita hamil dan anak sangat penting untuk perkembangan otak anak. Yodium penting untuk mencegah terjadinya penurunan tingkat kecerdasan, dan penundaan perkembangan pada anak.
Pentingnya Yodium
Yodium adalah elemen esensial bagi manusia dan hewan karena merupakan unsur penting sintesis hormon tiroid, thyroxine (T4), triiodothyronine (T3). Sedikit yodium saja sudah sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika seorang perempuan tidak mengkonsumsi yodium dalam jumlah cukup pada saat hamil, terdapat kemungkinan bayi yang dikandungnya dilahirkan dengan cacat mental, dan juga cacat pendengaran ataupun cacat bicara.
Bahan makanan yang banyak mengandung Yodium adalah ikan dan makanan laut (seafood) mengandung sekitar 660mg/ug bahan makanan, produk susu dan sereal mengandung rata rata 100mg/ug bahan makanan. Bahan makanan lainnya adalah sayur dan buah buahan mengandung rata rata 40mg/ug bahan makanan; namun tergantung pada kondisi tanah tempat tanaman tumbuh; pupuk yang digunakan serta pengolahan makanan.
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
Gangguan akibat kekurangan Yodium (GAKY atau GAKI) memiliki spektrum yang sangat luas mulai dari gangguan pada janin, bayi baru lahir, anak-anak pra-sekolah, anak sekolah, wanita usia subur, dan laki-laki dewasa. Gangguan ini menyebabkan penurunan kemampuan belajar, kesehatan reproduksi wanita, kualitas hidup masyarakat dan produktivitas ekonomi
Anak yang tidak mendapat zat yodium dalam jumlah cukup pada masa kanak-kanaknya, dapat mengalami perlambatan perkembangan mental, fisik atau kecerdasan. Bahkan kekurangan yodium dalam jumlah sedang saja sudah dapat mengurangi kemampuan belajar dan menurunkan kemampuan intelektualnya.
Anak anak yang tinggal di daerah endemis (umumnya pegunungan), dan kekurangan yodium dapat berdampak pada gangguan kinerja belajar dan nilai kecerdasan (IQ); kemudian pada orang dewasa dapat menimbulkan gondok dan gangguan fungsi mental.
Gondok, pembesaran yang tidak normal dari kelenjar thyroid, dapat menyebabkan pembengkakan leher dan merupakan gejala dari kekurangan yodium. Kekurangan yodium pada awal kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran atau bayi lahir mati.
Garam Ber Yodium
Penggunaan garam beryodium dan bukan garam dapur biasa membantu perempuan dan anak mendapatkan kecukupan yodium yang mereka perlukan. Garam beryodium aman untuk dikonsumsi oleh seluruh keluarga, dan satu-satunya garam yang diperlukan untuk keperluan memasak. Keluarga harus diyakinkan untuk hanya menggunakan garam dapur beryodium yang berkualitas baik dikemas serta bertuliskan mengandung yodium.
Ibu harus selalu memastikan bahwa mereka hanya mengonsumsi garam beryodium. Ibu dan ayah perlu yakin bahwa garam yang mereka konsumsi, adalah garam beryodium. Menggunakan garam beryodium dan bukan garam biasa, berarti membantu menyediakan yodium untuk wanita hamil dan anak sebanyak yang mereka perlukan.
Berdasarkan peraturan pemerintah; garam yang dapat diperdagangkan untuk keperluan konsumsi manusia atau ternak, pengasinan ikan, atau bahan penolong industri pangan adalah garam beryodium yang telah memenuhi Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3556. Maka jika memilih garam beryodium agar diperhatikan perihal pencantuman Standar SNI 01-3556 pada kemasannya.
Garam konsumsi beryodium SNI 01-3556-2000 bertujuan untuk : melindungi kesehatan konsumen, menjamin perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawab dan mendukung perkembangan dan diversifikasi produk industri garam konsumsi beryodium.
Contoh : Label SNI 3556 dalam Garam Beryodium
Referensi :
- Penuntun Hidup Sehat Edisi Keempat, 2010; UNICEF, WHO, UNESCO, UNFPA, UNDP, UNAIDS, WFP, the World Bank dan Kementerian Kesehatan.
- Berbagai Sumbe Lain
Baca Juga :