Gizi Seimbang bagi Ibu Menyusui
Artikel KM Dilihat: 45921
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu.
ASI menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi untuk kesehatan dan tumbuh-kembangnya pada awal-awal kehidupan. Bayi baru lahir atau 0 hari sampai 6 bulan dianjurkan hanya mengkonsumsi ASI saja dan disebut ASI Ekslusif; ASI penting bagi Kesehatan Ibu dan Anak.
Gizi Seimbang untuk ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan bagi dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan bayi dan anak. Dengan demikian maka kebutuhan zat gizi ibu menyusui lebih banyak dari kebutuhan zat gizi ibu yang tidak menyusui. Konsumsi pangannya tetap harus beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya. Selama menyusui, ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi yaitu untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri dan kebutuhan untuk memproduksi ASI.
Kebutuhan Gizi
Tambahan protein diperlukan untuk mendukung pertumbuhan payudara dalam pembentukan ASI. Kebutuhan protein selama 1 tahun pertama menyusui bertambah 17 sampai 20 g per hari dari kebutuhan wanita dewasa, jadi sekitar 67 sampai 70 g protein per hari.
Protein diperlukan juga untuk sintesis hormon prolaktin (untuk memproduksi ASI) dan hormon oksitosin (untuk mengeluarkan ASI). Zat gizi mikro yang diperlukan selama menyusui adalah zat besi, asam folat,vitamin A, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin), Vitamin C, vitamin D, iodium, zink dan selenium. Defisiensi zat gizi tersebut pada ibu menyebabkan turunnya kualitas ASI.
Lemak; Asam lemak sangat esensial untuk pertumbuhan payudara dan sintesis prostaglandin. Kebutuhan asam lemak esensial meningkat menjadi 4,5% dari alori. Kebutuhan lemak dapat dipenuhi 25-30% dari total kalori sesuai dengan keadaan ibu.
Karbohidrat; Kebutuhan karbohidrat dapat ditentukan dengan menghitung sisa kebutuhan kalori setelah dikurangi lemak dan protein. Bentuk karbohidrat perlu diperhatikan apabila ibu mengalami gangguan metabolisme karbohidrat,seperti diabetes .Untuk kasus ini, perlu digunakan karbohidrat yang rendah glikemik load.
Resiko Gizi Tidak Mencukupi
Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, misalnya sel lemak sebagai sumber energi dan zat besi sebagai zat untuk pembentukkan sel darah merah, maka kebutuhan zat-zat tersebut dalam produksi ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi akan diambil dari persediaan yang ada didalam tubuh ibu.
Berbeda dengan sel lemak dan zat besi kebutuhan bayi akan vitamin B dan vitamin C yang dipenuhi melalui produksi ASI tidak dapat diambil dari persediaan yang ada dalam tubuh ibu, melainkan harus dipenuhi dari konsumsi pangan ibu setiap hari. Apabila konsumsi kalsium tidak mencukupi makaibu akan mengalami pengeroposan tulang dan gigi karena cadangan kalsium dalam tubuh ibu digunakan untuk produksi ASI.
Konsumsi Aneka Ragam Pangan
Biasakan mengonsumsi anekaragam pangan yang lebih banyak Ibu menyusui perlu mengonsumsi aneka ragam pangan yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) karena digunakan untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan produksi ASI.
Kebutuhan Zat Besi
Kebutuhan zat besi selama menyusui meningkat karena digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan baru. Selain itu zat besi merupakan unsur penting dalam pembentukan hemoglobin pada sel darah merah. Kekurangan hemoglobin disebut anemia dapat membahayakan kesehatan ibu dan peningkatan risiko kematian. Ibu menyusui yang menderita anemia sebagai akibat lanjut dari kekurangan zat besi selama masa kehamilan, juga disarankan untuk mengonsumsi tablet tambah darah dengan konsultasi kepada ahli gizi dan/atau dokter.
Kebutuhan Asam Folat
Kebutuhan asam folat meningkat karena digunakan untuk pembentukan sel dan sistem saraf termasuk sel darah merah. Sayuran hijau seperti bayam dan kacang-kacangan banyak mengandung asam folat yang sangat diperlukan pada masa menyusui. Untuk meningkatkan produksi ASI ibu dianjurkan untuk banyak mengonsumsi daun katuk dan daun torbangun (sayuran yang banyak terdapat di daerah Sumatra Utara/Batak). Kebutuhan kalsium meningkat pada saat menyusui karena digunakan untuk meningkatkan produksi ASI yang mengandung kalsium tinggi.
Kebutuhan Kalsium
Sumber kalsium yang baik adalah susu, yogurt, keju, ikan teri, kacang-kacangan, tahu dan sayuran hijau. Penyerapan kalsium pada makanan akan lebih bagus apabila ibu membiasakan diri berjemur dibawah sinar matahari pada pagi hari. Vitamin C dibutuhkan oleh ibu menyusui, untuk membantu penyerapan zat besi yang berasal dari pangan nabati, sedangkan vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium.
Kebutuhan Asam Askorbat
Direkomendasikan tambahan 10 mg/hari dari kebutuhan asam askorbat untuk wanita menyusui. Defisiensi asam askorbat tidak berhubungan dengan outcome penyusuan. Namun beberapa penelitian menunjukkan hubungan kadar asam askorbat plasma yang rendah dengan volume ASI. Asam askorbat juga bermanfaat untuk meningkatkan absorbsi besi di usus.
Minum Banyak Air Putih
Minumlah air putih yang lebih banyak Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh secara optimal. Air berfungsi membantu pencernaan, membuang racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Jumlah air yang dikonsumsi ibu menyusui perhari adalah sekitar 850-1.000 ml lebih banyak dari ibu yang tidak menyusui atau sebanyak 3.000 ml atau 12-13 gelas air. Jumlah tersebut adalah untuk dapat memproduksi ASI sekitar 600-850 ml perhari.
Batasi Minum Kopi
Batasi minum kopi Kafein yang terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu akan masuk ke dalam ASI sehingga akan berpengaruh tidak baik terhadap bayi, misalnya bayi sulit tidur dan gangguan metabolisme zat besi pada ibu menyusui.
Hal ini disebabkan karena metabolisme bayi belum siap untuk mencerna kafein. Konsumsi kafein pada ibu menyusui juga berhubungan dengan rendahnya pasokan ASI. Prinsip utama yang dianjurkan terkait dengan konsumsi kafein atau kopi bagi ibu menyusui adalah : 1) bila ibu tidak biasa minum kopi sebaiknya tidak minum kopi ketika periode menyusui; 2) bila ibu biasa minum kopi dianjurkan agar mengurangi atau menghindari minum kopi ketika periode menyusui.
Referensi :
- Permenkes RI No 41 Tahun 2014 tentang Gizi Seimbang
- Gizi Dalam Daur Kehidupan; Pritasari, Didit Damayanti, Nugraheni Tri Lestari, Tahun 2017, Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan; Kementrian Kesehatan RI.
- Permenkes RI No 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Untuk Masyarakat
Baca Juga :
- Mengurangi Risiko Infeksi akibat Perawatan Kesehatan
- Manfaat membiasakan Sarapan Pagi bagi Kesehatan