Perkembangan Anak Pada Usia 1-2 Tahun
Artikel KM Dilihat: 35061
Anak pada usia 1-2 tahun, mengalami perkembangan motoriknya yang semakin baik yang ditandai dengan berbagai kemampuan gerak baik tangan maupun kakinya. Pada usia 18 bulan, umumnya seorang anak mulai bisa berlari tanpa terjatuh, menaiki anak tangga, dan memainkan jari jarinya dengan terampil.
Dalam hal ini, selain perkembangan motorik yang signifikan juga perkembangan dalam hal keseimbangan anak menjadi semakin baik. Anak umumnya akan dapat berdiri dengan mainkan objek, melemparkan benda benda, melompat, dll. tanpa kehilangan keseimbangan.
Pada usia 2 tahun, seorang anak sudah dapat melompat dengan kedua kakinya, menaiki anak tangga dengan lancar, memainkan tangan dan jari dengan meraih benda benda yang ada disekitarnya. Demikian halnya dengan ucapan atau vokalnya juga mengalami perkembangan yang semakin nampak; dapat menyebutkan 3 - 6 kata; dan dapat merangkai kata 2-3 kata menjadi kalimat.
Berikut ini adalah Grafik Perkembangan Anak Pada Usia 1-2 Tahun; melanjutkan pembahasan tentang Memahami Perkembangan Anak Usia Dini.
Umur dua tahun :
Seorang anak pada usia 2 tahun seharusnya mampu untuk :
1. Naik tangga dan berlari-lari.
2. Mencoret-coret pensil pada kertas.
3. Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya.
4. Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti, seperti bola, piring dan sebagainya.
5. Memegang cangkir sendiri.
6. Belajar makan minum sendiri.
Nasihat untuk Orangtua dan Pengasuh:
Nasihat untuk para orang tua dan pengasuh; antara lain:
1. Ajari berjalan di undakan atau tangga.
2. Ajak membersihkan meja dan menyapu.
3. Ajak membereskan mainan.
4. Ajari mencoret-coret di kertas.
5. Ajari menyebut bagian tubuhnya.
6. Bacakan cerita anak.
7. Ajak bernyanyi.
1. Ajak bermain.
2. Berikan pujian kalau ia berhasil melakukan sesuatu.
Tanda tanda yang harus Diwaspadai :
Berbagai tanda peringatan yang harus diwaspadai:
1. Kurang peduli kepada orang lain.
2. Sulit menjaga keseimbangan ketika berjalan.
3. Mengalami luka dan berbagai perubahan dalam perilaku yang sulit dipahami (terutama setelah anak telah dirawat oleh orang lain).
4. Kehilangan selera makan.
Referensi :
Penuntun Hidup Sehat Edisi Keempat, 2010; UNICEF, WHO, UNESCO, UNFPA, UNDP, UNAIDS, WFP, the World Bank dan Kementerian Kesehatan.
Baca Juga :