SERANGAN JANTUNG SAAT OLAHRAGA, APA PENYEBABNYA ?
Artikel KM Dilihat: 626
Beberapa waktu terakhir kita mendengar beberapa olahragawan atau atlet yang meninggal di lokasi area olahraga, ini menjadi pertanyaan kenapa seseorang bisa meninggal disaat melakukan kegiatan olahraga apakah penyebabnya ? apakah terjadi serangan jantung ? bagaimana menurut pakar kesehatan dokter sepesialis jantung menjelaskan hal ini..
Dr.Siska Yulianti,Sp.JP dokter spesialis Jantung RS Krakatau Medika memberikan penjelasan serangan jantung, atau infark miokard, adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke bagian otot jantung terhambat, biasanya oleh pembekuan darah. Ini menyebabkan kerusakan pada jaringan jantung yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
“ Olahraga berperan penting untung menurunkan angka kejadian penyakit jantung coroner bahkan serangan jantung. Baik awam maupun penderita jantung, boleh melakukan olahraga bahkan harus berolahraga.”
“Akhir-akhir ini yang sering kita dengar ada pebulu tangkis muda dalam kondisi yang sedang fit, tapi mengalami serangan jantung. Jadi sebaiknya bagaimana? Kita berolahraga atau tidak? Jawabannya wajib olahraga. Seperti yang kita ketahui Bersama bahwa olahraga itu membutuhkan durasi dan intensitas yang tepat.”
“Biasayanya pada orang awam, olahraga dengan intensitas ringan sampai sedang dengan durasi sampai dengan 150 menit itu aman karena supply oksigen atau nutrisi ke jantung optimal sehingga pompa jantung pun optimal.” Demikian penjelasan dr.Siska.
Serangan jantung saat olahraga memang bisa terjadi, meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan serangan jantung yang terjadi saat aktivitas fisik yang kurang intens. Berikut adalah beberapa informasi yang relevan tentang serangan jantung saat berolahraga.
Penyebab Serangan Jantung Saat Olahraga
- Penyakit Jantung Tersembunyi: Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit jantung koroner atau kondisi jantung lainnya hingga mereka mengalami serangan jantung saat berolahraga.
- Tekanan yang Berlebihan pada Jantung: Aktivitas fisik yang intens dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga meningkatkan beban kerja jantung.
- Plak Aterosklerotik: Pada beberapa kasus, plak di dalam arteri koroner dapat pecah selama olahraga, menyebabkan pembentukan bekuan darah yang bisa menyumbat aliran darah ke jantung.
- Ketidakseimbangan Elektrolit: Kehilangan cairan dan elektrolit selama berolahraga dapat mempengaruhi fungsi jantung dan meningkatkan risiko aritmia yang bisa menyebabkan serangan jantung.
Beberapa faktor risiko serangan jantung saat olahraga meliputi:
- Riwayat Penyakit Jantung: Mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung atau faktor risiko penyakit jantung (seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi) lebih berisiko.
- Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
- Kondisi Kesehatan yang Tidak Terkontrol: Kondisi seperti hipertensi atau diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko.
- Gaya Hidup Sedentari: Orang yang tidak terbiasa berolahraga dan tiba-tiba melakukan aktivitas fisik yang intens berisiko lebih tinggi.
- Merokok: Kebiasaan merokok meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung.
Pencegahan
Untuk mengurangi risiko serangan jantung saat berolahraga, beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil antara lain:
- Pemeriksaan Kesehatan Teratur: Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mengetahui kondisi jantung dan faktor risiko lainnya.
- Mulai Perlahan: Jika baru memulai program olahraga, mulailah dengan intensitas yang rendah dan tingkatkan secara bertahap.
- Pemanasan dan Pendinginan: Selalu lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga untuk membantu jantung menyesuaikan diri.
- Hidrasi yang Baik: Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik sebelum, selama, dan setelah berolahraga.
- Perhatikan Gejala: Berhenti segera jika merasakan gejala seperti nyeri dada, sesak napas, atau pusing saat berolahraga.
Penanganan Darurat
Jika seseorang mengalami gejala serangan jantung saat berolahraga, segera lakukan langkah-langkah berikut:
- Berhenti Berolahraga: Hentikan semua aktivitas fisik.
- Cari Bantuan Medis: Hubungi layanan darurat atau minta seseorang untuk melakukannya.
- Pertolongan Pertama: Jika tersedia, berikan aspirin untuk membantu mengurangi pembentukan bekuan darah.
- CPR: Jika orang tersebut tidak sadar dan tidak bernafas, lakukan CPR (resusitasi jantung paru) sampai bantuan medis tiba.
Tetapi tidak perlu ditakuti, orang dengan factor risiko tersebut dapat melakukan olahraga secara bertahap aktivitas dengan tingkatan ringan dan sedang selama 30 menit dan oleharaga yang paling disarankan adalah berjalan kaki minimal 5 kali dalam seminggu. Sedangkan tips olahraga yang baik untuk orang awam adalah sesuaikan dengan kondisi tubuh, Intensitas dan durasi dilakukan secara rutin.
Jika anda memiliki kekhawatiran tentang risiko serangan jantung saat berolahraga, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program latihan intensif.#hmsKM
Serangan jantung saat olahraga memang bisa terjadi, meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan serangan jantung yang terjadi saat aktivitas fisik yang kurang intens. Berikut adalah beberapa informasi yang relevan tentang serangan jantung saat berolahraga.
Penyebab Serangan Jantung Saat Olahraga
- Penyakit Jantung Tersembunyi: Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit jantung koroner atau kondisi jantung lainnya hingga mereka mengalami serangan jantung saat berolahraga.
- Tekanan yang Berlebihan pada Jantung: Aktivitas fisik yang intens dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, sehingga meningkatkan beban kerja jantung.
- Plak Aterosklerotik: Pada beberapa kasus, plak di dalam arteri koroner dapat pecah selama olahraga, menyebabkan pembentukan bekuan darah yang bisa menyumbat aliran darah ke jantung.
- Ketidakseimbangan Elektrolit: Kehilangan cairan dan elektrolit selama berolahraga dapat mempengaruhi fungsi jantung dan meningkatkan risiko aritmia yang bisa menyebabkan serangan jantung.
Beberapa faktor risiko serangan jantung saat olahraga meliputi:
- Riwayat Penyakit Jantung: Mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung atau faktor risiko penyakit jantung (seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi) lebih berisiko.
- Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
- Kondisi Kesehatan yang Tidak Terkontrol: Kondisi seperti hipertensi atau diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko.
- Gaya Hidup Sedentari: Orang yang tidak terbiasa berolahraga dan tiba-tiba melakukan aktivitas fisik yang intens berisiko lebih tinggi.
- Merokok: Kebiasaan merokok meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung.
Pencegahan
Untuk mengurangi risiko serangan jantung saat berolahraga, beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil antara lain:
- Pemeriksaan Kesehatan Teratur: Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mengetahui kondisi jantung dan faktor risiko lainnya.
- Mulai Perlahan: Jika baru memulai program olahraga, mulailah dengan intensitas yang rendah dan tingkatkan secara bertahap.
- Pemanasan dan Pendinginan: Selalu lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelah berolahraga untuk membantu jantung menyesuaikan diri.
- Hidrasi yang Baik: Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik sebelum, selama, dan setelah berolahraga.
- Perhatikan Gejala: Berhenti segera jika merasakan gejala seperti nyeri dada, sesak napas, atau pusing saat berolahraga.
Penanganan Darurat
Jika seseorang mengalami gejala serangan jantung saat berolahraga, segera lakukan langkah-langkah berikut:
- Berhenti Berolahraga: Hentikan semua aktivitas fisik.
- Cari Bantuan Medis: Hubungi layanan darurat atau minta seseorang untuk melakukannya.
- Pertolongan Pertama: Jika tersedia, berikan aspirin untuk membantu mengurangi pembentukan bekuan darah.
- CPR: Jika orang tersebut tidak sadar dan tidak bernafas, lakukan CPR (resusitasi jantung paru) sampai bantuan medis tiba.
Tetapi tidak perlu ditakuti, orang dengan factor risiko tersebut dapat melakukan olahraga secara bertahap aktivitas dengan tingkatan ringan dan sedang selama 30 menit dan oleharaga yang paling disarankan adalah berjalan kaki minimal 5 kali dalam seminggu. Sedangkan tips olahraga yang baik untuk orang awam adalah sesuaikan dengan kondisi tubuh, Intensitas dan durasi dilakukan secara rutin.
Jika anda memiliki kekhawatiran tentang risiko serangan jantung saat berolahraga, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program latihan intensif.#hmsKM